Rasulullah terkenal sebagai tauladan yang
jarang sakit, malahan selama hidupnya, beliau hanya pernah sakit tiga kali.
Beliau senantiasa mengutamakan pencegahan (preventif) di bandingkan pengobatan
(kuratif), maka dari itu kesehatan sangatlah mahal dan sangatlah penting untuk
dijaga dan dicegah dari dari kesakitan. Melihat dari cara makan, pola tidur
serta pola hidup yang semuanya teratur dan seimbang, beliau sama sekali tak
pernah terlihat stres sekalipun di hadapkan dengan masalah terberat sekalipun.
Amalan yang
diajarkan Rasulullah untuk menjaga kesehatan:
a. Asupan awal dalam tubuh Rasulullah ialah
udara segar di subuh hari. Udara 1/3 malam terkahir terbukti sangat kaya dengan
oksigen dan belum terkontaminasi dengan zat polutan sehingga sangat baik untuk
metabolisme tubuh dan meningkatkan vitalitas serta optimisme menjalani hari.
Berbeda dengan orang yang tidak bangun saat subuh, orang seperti ini cenderung
mejadi pemalas.
b. Mandi pagi sebelum subuh, setidaknya
satu jam sebelum matahari terbit. Air sejuk yang masuk ke dalam tubuh dapat
mengurangi penimbunan lemak.
c. Meminum segelas air putih di pagi hari,
membuka menu sarapannya dengan segelas air dingin dicampur dengan madu. Madu
dalam Al-qur’an sebagai “syifa” (obat). Dalam ilmu kesehatan, madu berfungsi
untuk membersihkan lambung, mengaktifka usus-usus dan menyembuhkan sembelit,
wasir, dan peradangan.
d. Menjaga kesehatan mulut dengan
bersiwak.
e. Bertafakur setelah membaca doa saat
setelah shalat subuh. Ahli-ahli sains telah menemukan beberapa milimeter ruang
di dalam otak yang tidak terisi darah, sehingga dengan bersujud (setidaknya
satu menit) darah dapat mengalir ke ruang tersebut dan mencegah terjadinya
sakit kepala ataupun migrain.
f.
Makan
dengan tangan dan menjilat jari setelah makan. Ahli sains menemukan di
sela-sela jari terdapat enzim yang dapat memperlancar saluran pencernaan.
g. Waktu dhuha (pagi menjelang siang),
Rasulullah mengkonsumsi 7 butir kurma matang yang dapat menetralisir racun.
Terbukti ketika seorang yahudi
menawarkan makanan yang mengandung racun kepada Rasulullah saat hendak
membunuhnya pada perang khaibar.
Alhasil, seorang sahabat yang ikut makan dengan Rasulullah meninggal, tidak
dengan Rasulullah.
h. Sore hari menu Rasulullah biasanya
cuka dan minyak zaitun, malam hari adalah sayur mayur. Beliau senang dengan
buah yaqthin (labu air), campuran roti dan daging, juga buah anggur dan hilbah
(susu).
Ibnu Qayyim rahimahullah
membagi
tingkat makanan menjadi tiga tingkatan, yaitu:
1. Tingkat
Kebutuhan. “Cukuplah
bagi manuisa mengkonsumsi beberapa suap makanan untuk menegakkan tulang
rusuknya”.
2. Tingkatan
Cukup. Mengisi
1/3 perut dengan makanan, 1/3 untuk minuman, dan 1/3 untuk udara.
3. Tingkatan
Berlebihan.
Tingkatan ini dapat menyebabkan penimbunan penyakit di dalam tubuh berisiko.
Karena tidak terkenadlinya asupan makanan yang masuk, maka dapat saja
menimbulkan berbagai penyakit seperti diabetes, hipertensi, jantung, stroke,
depresi dan berbagai penyakit degeneratif
lainnya.
Untuk menghindari tubuh dari serangan
penyakit, Rasulullah mengajarkan adab saat makan:
i.
Membaca
basmalah sebelum makan.
ii.
Tidak
bersandar saat makan, agar makanan yang menuju lambung dapat di serap lebih
sempurna.
iii.
Mencuci
tangan sebelum makan.
iv.
Menggunakan
tangan kanan.
v.
Tidak
berlebih-lebihan.
vi.
Memulai
dengan makanan yang dekat dan tidak memenuhi mulut saat makanan.
vii.
Tidak
banyak bicara saat makan.
viii.
Disunnahkan untuk makan bersama (berjama’ah) untuk
mempererat persaudaraan dan makanan kita berbarokah.
ix.
Tidak
mengembalikan makanan di tangan ke tempat makanan, ambillah suapan sedikit
hingga tak bersisa.
x.
Tidak
menimbulkan bunyi saat makan, agar tidak mengganggu orang di sekitar yang
sedang makan.
xi.
Tidak
mengawasi/melihat-lihati orang yang sedang makan, karena akan mengganggu
ketenangan dan menghilangkan selera makan.
xii.
Tidak
menyisakan makanan di piring.
xiii.
Membaca
hamdalah setelah makan, dan mencuci
tangan.
Secara biologis normal, manusia dapat bertahan
tidak makan selama dua minggu, namun akan mengalami gangguan kesehatan serius
jika tidak tidur dalam waktu 3 x 24 jam. Menurut kabar yang beredar, normalnya
untuk tidur yang sehat ialah delapan jam sehari. Namun dalam penelitian Daniel F. Kripke seorang psikiatri di
California Unv., ia menolak dan
menyatakan resiko kematian lebih cepat dibandingkan yang tidur selama 6-7 jam
sehari. Berguru dari kebiasaan Rasulullah, beliau tidur mulai jam 9 malam dan
bangun sekitar jam 2 dini hari (sekitar 5 jam), kemudian beristirahat kembali
hingga terbit matahari.
Posisi tidur yang dianjurkan Rasulullah adalah
miring ke kanan, kemudian berbalik bertumpu sedikit pada sisi kiri agar proses
pencernaan lebih cepat karena condongya lambung di atas hati. Manfaat dari posisi
ini mengatur jalan nafas, mencegah
jatuhnya lidah ke belakang yang dapat menyebabkan penyumbatan jalan nafas
apabila tidur terlentang dan menyebabkan dengkuran karena kekurangan oksigen. Untung jantung, mencegah jantung
tertimpa dengan organ lainnya yang dapat menyebabkan curah jantung yang
berlebihan darah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar